Untuk bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) saya mulai
terlebih dahulu tentang pengenalan Persamaan Linier Dua Variabel (SPL).
SPL itu sendiri adalah persamaan yang memiliki dua variabel yang mana
pangkat dari masing-masing variabelnya adalah satu. Bentuk umumnya : ax
+ by = c
x dan y adalah variabel
a,b,dan c adalah konstanta
Contoh :
3x + y = 5
x – 2y = 2
Nah selanjutnya, SPLDV adalah dua buah SPL yang hanya memiliki satu titik penyelesaian.
Bentuk umumnya : ax + by = c
px + qy = r
Yang akan kita bahas lebih lanjut adalah bagaimana cara mencari titik
penyelesaian dari SPLDV. Sebenarnya ada 4 metode dalam menyelesaikan
permasalahan SPLDV, yaitu: (a) metode grafik; (b) metode substitusi; (c)
metode eliminasi; (d) metode gabungan. Saya cenderung akan membahas
tentang metode gabungan (alasannya apa ya??? yah karena lebih efisien
saya rasa).
Metode gabungan pada dasarnya adalah kombinasi antara mentode eliminasi dan metode substitusi. Saya langsung saja ke contoh ya.
2x + y = 6 (*)
x + y = 4 (**)
penyelesaian:
Eliminasi y dari persamaan (*) dan (**) ——–> “kenapa y? intip tips 1 ya”
2x + y = 6
x + y = 4
___________ _ ——–> “kenapa tandanya – ? intip tips 2″
x = 2
Substitusi x = 2 ke persamaan (**) ——–> “kenapa persamaan (**)? intip tips 3″
x + y = 4
2 + y = 4
y = 4 – 2
y = 2
Jadi himpunan penyelesaiannya dalah x = 2 dan y = 2 atau ditulis {(2,2)}
TIPS
TIPS 1
Mengapa kita tadi memilih untuk mengeliminasi y bukan mengeliminasi x?
sebenarnya boleh saja kita mengeliminasi x ataupun y, tidak ada aturan
yang membatasi. Akan tetapi demi menghemat tenaga dan mengurangi
capeknya otak dalam berpikir jadi kita pilih saja untuk mengeliminasi y.
hehehe… ngaco… Coba kalian cermati, pada persamaan (*) dan (**)
koefisien dari y sudah sama bukan? nah itu alasannya, karena sudah sama
berarti kita tidak usah menyamakan lagi. Jika misalkan kita pilih untuk
mengeliminasi x, tentunya kita harus menyamakan koefisien x pada
persamaan (*) dan (**).
Bagaimana jika pada SPLDV yang diberikan koefisien baik x dan y memang
tidak sama? yah kalau memang tidak sama ya harus disamakanlah. Tapi yang
perlu kalian cermati dalam memilih akan mengeliminasi x atau y adalah
koefisien-koefisien mana yang lebih mudah disamakan. Misalnya kalian
disuruh memilih untuk menyamakan 2 dan 3 atau 12 dan 14, tentunya
kaliaan akan lebih memilih menyamakan 2 dan 3.
Jadi intinya dalam TIPS 1 ini, tidak ada aturan yg membatasi mana yg
harus di eliminasi, tapi lebih ke efisiensi kita dalam berpikir. ^^
TIPS 2
kenapa kita memilih tanda – bukannya tanda + ? tentunya ini didasarkan
pada pemahaman bahwa kita akan mengeliminasi atau mengilangkan y, yang
berarti agar y pada persamaan (*) hilang maka harus dikurangkan dengan y
pada persamaan (**). Saya memiliki tips jitu untuk menentukan tanda
apakah yang tepat pada saat melakukan eliminasi.
# jika tanda dari variabel yang akan dileminasi sama (sama-sama – atau sama-sama +) maka berilah tanda -
# jika tanda dari variabel yang akan dieliminasi beda (yang satu – dan yang satu +) maka berilah tanda +
TIPS 3
Nah kalau untuk pertanyaan yg ketiga, itu sama saja seperti yang saya
jelaskan pada tips 1, bahwa tidak ada aturan yang membatasi kita mau
mensubstitusi ke persamaan (*) atau persamaan (**). Lebih kepada
efisiensi pengerjaan saja.^^
CONTOH LAIN
Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan berikut
2x + 4y = 38.000
5x + 6y = 67.000
jawab:
eliminasi x
2x + 4y = 38.000 | .5 | 10x + 20y = 190.000
5x + 6y = 67.000 | .2 | 10x + 12y = 134.000
______________________________________________ _
8y = 56.000
y = 56.000/8
y = 7.000
substitusi nilai y = 7.000 ke persamaan 2x + 4y = 38.000
2x + 4y = 38.000
2x + 4(7.000) = 38.000
2x + 28.000 = 38.000
2x = 38.000 – 28.000
2x = 10.000
x = 10.000/2
x = 5.000
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(5.000, 7.000)}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar