Rabu, 27 Februari 2013

Model Pembelajaran AIR(Auditory Intellectually Repetition)

Model pembelajaran AIR (Auditory  Intellectually Repetition) adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa, dimana siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya secara pribadi maupun kelompok, dengan cara mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Menurut Herdian dalam wordpres.com model pembelajaran AIR mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quis.


Model pengajaran ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan Auditory, Intellectually dan Repetition sehingga dapat meningkatkan  penguasaan dan pengetahuan faktual siswa. Pencapaiannya dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang dilakukan siswa, yaitu tentang penguasaan isi akademik.
Model ini memiliki empat langkah atau tahapan, yaitu kegiatan pendahuluan, pengembangan (penjelasan dan atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik), penerapan dan kegiatan penutup.


Menurut Dedi Rohendi, Heri Sutarno, Lies Puji Lestari( dalam portal junal universitas pendidikan indonesia volume 4 no 1 Juni 2011) Auditory Intellectually Repetition  ( AIR ) adalah model pembelajaran dimana guru sebagai fasilitator dan siswalah yang lebih  aktif.
Model pembelajaran ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan Auditory Intellectually dan  Repetition. Dimana Auditory  berati bahwa belajar haruslah melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Intellectually berarti bahwa belajar dengan menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, memecahkan masalah dan menerapkan. Sedangkan Repetition adalah pengulangan yang berarti pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.


Dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan sebagai pusat perhatian utama dalam kegiatan pembelajaran melalui tahapan-tahapannya, siswa diberikan kesempatan secara aktif membangun sendiri pengetahuannya secara pribadi maupun kelompok.
Di samping itu, guru yang menggunakan model pembelajaran ini  bertanggung jawab penuh dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan atau demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.


Pembelajaran dengan Auditory Intellectually Repetition harus diintegrasikkan sedemikian rupa sehingga nantinya akan tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan.
Istilah AIR diambil dari kependekan unsur-unsurnya yaitu Auditory, Intellectually dan Repetition. Adapun penjelasan mengenai unsur-unsur AIR adalah sebagai berikut :


1.      Auditory (A)
Auditory adalah belajar dengan berbicara dan mendengarkan, menyimak, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Menurut Meier (2002:96) ada beberapa gagasan untuk meningkatkan penggunaan auditory dalam belajar, diantaranya :

a.       Mintalah siswa untuk berpasangan, membincangkan secara terperinci apa yang baru mereka pelajari dan bagaimana menerapkannya.
b.      Mintalah siswa untuk mempraktikan sesuatu keterampilan atau memperagakan suatu konsep sambil mengucapkan secara terperinci apa yang sedang mereka kerjakan.
c.       Mintalah siswa untuk berkelompok dan berbicara saat menyusun pemecahan masalah.
Dari ketiga gagasan tersebut dimulai  dari siswa dikumpulkan dalam beberapa kelompok dan mempraktekan secara bersama-sama untuk menyelesaikan masalah, tentunya ketiga aspek tersebut dapat menumbuhkan komunikasi siswa dalam kelas sehingga siswa berperan aktif dikelas. Auditory yang dimaksud disini yaitu ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif


2.      Intellectually ( I )
Intellectually adalah belajar dengan berfikir untuk menyelesaikan masalah, kemampuan berfikir perlu dilatih dengan latihan bernalar, menciptakan, memecahkan masalah, mengkonstruksi dan menerapakan.
Meier (2002:100) Intellectually dalam belajar akan terlatih jika guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitas memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, mencari dan menyaring informasi, merumuskanpertanyaan.
Dalam hal ini guru harus mampu merangsang, mengarahkan, memelihara dan meningkatkan intensitas proses berfikir siswa guna mencapai kompetensi yang akan dicapai.



3.      Repetition ( R )
Repetition merupakan pengulangan yang bermakna mendalami, memantapkan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Dengan adanya latihan dan pengulangan akan membantu proses mengingat. Pengulangan yang dilakukan tidak berarti dilakukan dengan bentuk pertanyaan atau informasi yang sama, melainkan dalam bentuk informasi yang bervariatif sehingga tidak membosankan. Dengan pemberian soal dan tugas, siswa akan mengingat informasi-informasi yang diterimanya dan terbiasa untuk menyelesaikan permasalaha-permasalahan matema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar