Kamis, 28 Februari 2013

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

PBL merupakan pengembangan kurikulum dan sistem yang menyadari pentingnya pembelajaran ketrampilan problem solving dan perlunya membantu siswa mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang mereka butuhkan (Annonymous, 2008). Penggunaan strategi belajar PBL tidak akan terlepas dari metode pemecahan masalah. Manusia adalah individu yang senantiasa berhadapan dengan masalah karena ia juga berhadapan dengan lingkungan. Begitu juga dengan siswa sebagai individu senantiasa berhadapan dengan masalah lingkungan sehingga perlu dibekali ketrampilan atau kemampuan untuk memecahkan masalah.

 A. Landasan Teoritik dan Empirik PBL

PBL berlandaskan pada psikologi kognitif, fokus pelajaran tidak begitu menekankan pada apa yang sedang dilakukan siswa melainkan kepada apa yang sedang mereka pikirkan (kognisi) pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Oleh karena itu peran utama guru pada PBL adalah membimbing dan memfasilitasi sehingga siswa dapat belajar berpikir  dan memecahkan masalah oleh merteka sendiri. Menurut Ibrahim (2002:6) PBL dilandasi oleh tiga pemikiran ahli, yaitu:

a) John Dewey dengan kelas demokrasinya
Menurut John Dewey (1916) sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah yang ada dalam kehidupan nyata. Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi disekelilingnya.

b) Piaget, Vygotsky dengan kontruktivisme
Piaget lebih menekankan proses belajar pada aspek tahapan perkembangan intelektual sementara Vygotsky lebih menekankan pada aspek sosial pembelajaran

c) Burner dengan pembelajaran penemuan
Tujuan pendidikan tidak hanya meningkatkan banyaknya pengetahuan siswa tetapi juga menciptakan kemungkinan kegiatan untuk penemuan oleh siswa.


B. Ciri-ciri PBL
PBL memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

a) Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan kegiatan disekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata secara autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

b) Berfokus pada keterkaitan antara disiplin ilmu
Masalah yang akan diselidiki dalam PBL telah dipilih benar-benar nyata agar nantinya siswa dalam memecahkan dapat dipandang dari beberapa disiplin ilmu walaupun nantinya pembelajaran tersebut berpusat pada pelajaran tertentu.

c) Penyelidikan autentik
Pada strategi PBL siswa mencari sendiripemecahan masalah mulai dari mendefinisikan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat referensi serta kesimpulan.

d) Menghasilkan karya dan memamerkannya
Hasil karya dalam penerapan PBL dapat berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Hasil karya ini merupakan bentuk karya nyata dan peragaan dari penyelesaian masalah yang telah mereka temukan.

e) Dikerjakan secara bersama-sama antara siswa dalam kelompok kecil
Siswa bekerja sama dengan kelompok yang telah ditentukan guru untuk bersama-sama memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan lebih memungkinkan siswa dalam mengembangkan ketrampilan berfikirnya sangat ditekankan dalam strategi PBL.


C. Langkah-langkah dalam PBL
Kegiatan pembelajaran dalam strategi PBL dimulai dengan pemicu masalah. Kusumawardhani (2004:18) menyebutkan bahwa pemicu masalah dalam strategi PBL dapat berupa deskripsi tertulis tentang peristiwa nyata, video, rekaman, suatu peristiwa nyata yang dialami langsung oleh siswa. Kemudian siswa dapat melakukan kegiatan penemuan masalah, mengumpulkan informasi secara mandiri serta menyajikan hasil diagnosa dan hasil rekomendasi. Permasalahan yang diberikan merupakan suatu upaya siswa untuk menemukan apa yang mereka butuhkan untuk belajar pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah tersebut.

Menurut Sudjana (dalam Sulaiman, 2003:18) langkah penyelesaian masalah meliputi
(a) merumuskan masalah,
(b) membuat hipotesis,
(c) mengumpulkan data,
(d) menguji hipotesis,
(e) menarik kesimpulan dan bisa diakhiri dengan dengan penerapan atau aplikasi.

Menurut Sardiman (1992:48) secara teknis pembelajaran dalam PBL  adalah sebagai berikut:
(a) para siswa dibagi menjadi kelompok kecil,
(b) menentukan pokok permasalahan yang akan dipecahkan,
(c) mendiskusikan masalah tersebut dalam kegiatan antara lain: mengumpulkan masalah, menganalisis data, menyusun hipotesis, mengelolah data, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.

Langkah yang lebih praktis dalam PBL dirimuskan oleh Nurhadi, dkk (2004:60) yang terdiri dari 5 tahapan utama seperti yang disajikan dalam tabel berikut.
Tahapan
Tindakan Guru
Tahap 1:Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa aktif, dan memecahkan masalah.
Tahap 2:Mengorganisasi siswa untuk belajar Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap 3:Membimbing penyelidikanindividual dan kelompok Mendorong siswa mengumpulkan informasi dan berekspresi untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap 4:Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu siswa menyiapkan presentasi dan hasil karya siswa berupa laporan,model atau karya visual yang lainnya
Tahap 5:Menganalisis dan mengevaluasi proses Membantu mengevaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikanserta proses pemecahan masalah
SUMBER:
Nursani, Wahyu. 2008. Perbedaan Prestasi Belajar Fisika yang di Ajar dengan Pembelajaran Kontekstual-Strategi PBLdengan Pembelajaran Konvensional pada Siswa Kelas X SMA Lab UM. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar