Rabu, 10 April 2013

Menumbuhkan Minat Belajar Matematika Siswa

Bukanlah hal yang baru bagi sebagian besar siswa, Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit, akibatnya diperlukan upaya dari pihak guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang berkualitas, menarik dan menyenangkan. Dengan harapan setiap siswa khususnya siswa yang bermasalah akan senang dan mau belajar Matematika. Seorang guru dituntut untuk menguasai : materi pelajaran dengan baik, berbagai tehnik dan metode pembelajaran yang inovatif, tehnik evaluasi, tehnik bertanya dan segala sesuatu yang dapat memotivasi siswa untuk terus belajar. Kemampuan seorang guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermutu, menarik dan menyenangkan tidak datang dengan sendirinya, diperlukan usaha untuk mencapainya.
Pentingnya penguasaan dan banyaknya manfaat di bidang matematika membuat banyak pihak menaruh perhatian terhadap proses penguasaan matematika dalam konteks pendidikan. Semua pihak berupaya agar siswa dapat menguasai matematika. Ironisnya banyak siswa takut akan pelajaran matematika. Nawangsari (2007, h.4) menyatakan bahwa matematika sejak dulu memang dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Karakteristik matematika yang abstrak dan sistematis menjadi salah satu alasan sulitnya siswa mempelajari matematika serta menjadikan kurang berminat dalam mempelajarinya. Firngadi (1997, h.8) menambahkan bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang menurunkan semangat siswa. Matematika telah diberi label negatif dikalangan siswa, yaitu sebagai pelajaran yang sulit, menakutkan, dan membosankan, sehingga menimbulkan minat yang rendah untuk belajar.
Agar image negatif siswa pelajaran matematika dapat berkurang, maka dibutuhkan ketertarikan dan rasa senang siswa dalam mempelajari matematika, yang sering disebut dengan minat belajar matematika. Minat belajar matematika merupakan faktor penting dalam menunjang siswa untuk dapat memperoleh prestasi yang maksimal pada pelajaran matematika. Anastasi & Urbina (1997, h.29) menyatakan bahwa minat mempengaruhi perilaku manusia, diantaranya dalam hubungan interpersonal, prestasi pendidikan dan pekerjaan, serta pemilihan aktivitas di waktu senggang. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 1997, h.57). Individu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap bidang-bidang yang diminatinya.
Minat belajar yang dimiliki oleh siswa tidak lepas dari faktor sekolah sebagai lingkungan belajar, karena minat berkaitan dengan kepuasan yang dimiliki siswa terhadap sekolahnya. Hurlock (1999, h.141-142) mengemukakan bahwa terdapat berbagai cara anak menunjukkan sikap mereka terhadap sekolah ketika sekolah mereka pandang sebagai hal yang tidak menguntungkan, beberapa diantaranya dapat dilihat dari merosotnya minat yang menimbulkan kebosanan, dan prestasi yang menurun.
Hasil dari Seminar Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika (Shadiq, h.3) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan metode pembelajaran yang tepat diterapkan dalam penyampaian materi matematika bagi siswa Indonesia. Muslich, (2009, h.30) menyatakan bahwa salah satu metode pembelajaran yang disarankan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual dianggap memiliki potensi untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar karena memiliki suasana belajar yang disenangi oleh siswa, terutama pada pelajaran matematika yang selama ini dianggap menakutkan dan menegangkan. Karakterisrik pembelajaran kontekstual (Nurhadi dalam Muslich, 2009, h.42) adalah: kerjasama, saling menunjang, menyenangkan, tidak mebosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif.
Penggunaan pembelajaran kontekstual dalam kegiatan belajar matematika, akan dipersepsi oleh siswa. Siswa akan memberikan persepsi yang berbeda-beda terhadap pembelajaran kontekstual. Persepsi siswa terhadap metode pembelajaran yang dipakai dapat menentukan minat dan perilaku siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar.
Oleh: Guru Math Offline, dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar