PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implimentasinya
pada tingkat operasional di kelas. Mata pelajaran sosial selalu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga materi
pelajaran juga mengalami perubahan, hal ini dapat dilihat dalam
perkembangan kurikulum. Fungsi pengetahuan sosial adalah mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan sosial dan kewarganegaraan
peserta didik agar dapat ditefleksikan dalam kehidupan masyarakat,
bangsa dan Negara Indonesia.
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pendewasaan anak menuju
sikap yang bertanggungjawab baik dalam pola pikir maupun tingkah laku.
Dengan demikian, dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut maka perlu
dilakukan pembenahan secara terus menerus, yakni diantaranya dengan
proses pembelajaran yang efektif serta pembelajaran yang berkualitas
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara (Arifin, 2003: 34)
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab
profesional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia ini menjadi suatu
keharusan, terutama dalam memasuki era globalisasi dewasa ini.
Pendidikan yang berorientasi pada kualitas ini menghadapi berbagai
tantangan yang tidak mudah ditanggulangi.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar-mengajar
yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru bertanggung jawab
merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistimatis dengan
memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu dituntut adalah bagaimana
bahan pengajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik
secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan
oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai
individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahluk
sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Dengan adanya keunikan tersebut, maka dapat dicari model belajar
mengajar yang mengarah kepada keterlibatan siswa secara aktif.
Pentingnya model belajar mengajar ini, karena belajar pada prinsipnya
adalah suatu proses interaksi antara manusia dengan manusia, manusia
dengan lingkungannya.
Mempersiapkan model belajar mengajar merupakan salah satu langkah
awal untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan, karena apabila
ingin mengerjakan sesuatu kepada anak dengan baik dan berhasil
pertama-tama yang harus diperhatikan adalah model yang dilakukan,
sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan
baik, karena model berfungsi untuk mencapai tujuan.
Pemilihan model mengajar serta sistim penilaian oleh guru bukan
merupakan hal yang mudah, karena di dalam setiap kelas itu terdapat
kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dituntut
harus meciptakan proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang
mampu mengajarkan peserta didik untuk memahami pelajaran dengan mudah.
Menyikapi permasalahan tersebut, memungkinkan dikembangkan suatu
model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan peserta didik yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran
Group To Group Exchange.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model
Group To Group Exchange
ini diberikan pada pembelajaran IPS terutama peserta didik MTs Al
Madania NW Jempong Barat, karena pada pembelajaran, minat, motivasi, dan
kemauan belajar peserta didik yang sangat kurang yang akhirnya dapat
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Dengan menerapkan model
Group To Group Exchange
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan melalui
penerapan ini juga dapat memudahkan guru untuk memperbaiki cara
berpikir, keterampilan berkomunikasi dengan peserta didik, dan
menggalakkan keterlibatan siswa di dalam pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, kalau diperhatikan secara seksama, baik guru maupun
peserta didik mempunyai peranan yang sama penting dalam mewujudkan
kegiatan belajar-mengajar, maka guru dan peserta didik keduanya adalah
manusia yang pada hakikatnya adalah mahluk yang sama.
Memperhatikan keadaan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al
Madania Jempong Barat Kecamatan Sekarbela Tahun Pelajaran 2010/2011 yang
masih tergolong rendah, maka peneliti berkehendak untuk melakukan
penelitian khususnya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. Untuk itu peneiliti mengangkat judul
penelitian sebagaimana tersebut di atas.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model
Group To Group Exchange
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Al
Madania Jempong Barat Kecamatan Sekarbela Tahun Pelajaran 2010/2011?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model
Group To Group Exchange
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Al
Madania Jempong Barat Kecamatan Sekarbela Tahun Pelajaran 2010/2011.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
- Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para guru maupun peserta didik khususnya guru IPS, bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif group to group exchange dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu.
- Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, mengembangkan strategi atau metode
pembelajaran terutama pembelajaran kooperatif
group to group exchange sebagai salah satu model yang digunakan pada pembelajaran IPS Terpadu Peserta Didik Kelas VIII MTs Al Madania.
- Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Universitas NW Mataram.
6. KAJIAN TEORI
A. Penegasan pengertian istilah
Untuk menghindari terjadi kekeliruan terhadap makna judul dalam
penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut .
- Penerapan
Penerapan di artikan sebagai proses, cara, perbuatan mererapkan
(Alwi, 2001: 1180). Jadi penerapan dalam penelitian ini adalah suatu
proses pembelajaran.
- 2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif) dalam penelitian ini adalah suatu bentuk
pembelajaran yang membentuk siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil
dan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda untuk menyelesaikan tugas
kelompok bersama dan membantu teman untuk memahami materi pelajaran
(Ibrahim, 2002: 25). Pembelajaran Kooperatif terdiri dari dua kata yaitu
pembelajaran dan kooperatif. Pembelajaran dalam arti yang umum disebut
proses belajar mengajar (Arjuddin, 2004: 7). Sedangkan Kooperatif
diartikan sebagai kerjasaman (Arjuddin, 2004: 10). Jadi pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya
kerjasama.
- 3. Group Exchange
Group Exchange terdiri dari dua kata yaitu Group dan
Exchange. Group diartikan sebagairombongan, kelompok, golongan (Alwi,
2001: 372). Sedangkan
Exchange diartikan sebagai penukaran (Shadily, 2000: 222). Jadi group exchange dapat diartikan penukaran kelompok.
- 4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni “prestasi dan belajar” .
Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
baik secara individu, maupun kelompok (Djamarah, 2001: 19). Sedangkan
“belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Djamarah,
2001: 21). Berdarasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa
kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu baik
berupa sikap, kebiasaan dan ketrampilan sebagai hasil dari aktivitas
belajar.
B. Landasan Teori
1. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia arti kooperatif adalah bekerja
sama. Oleh karenanya pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran
yang mengutamakan kerja sama. Sedangkan batasan pembelajaran kooperatif
yang diberikan Johson dalam Arjudin dkk (2004: 10), sebagai berikut ”
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya
kerjasama,yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran”.
Pembelajaran kooperatif, para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok
kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah
ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan
interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam
hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni
mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan
masalah(tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota
kelompok dapat menguasai materi pada yang relatif sejajar ( Ismail ,
2003:11).
Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai suatu metode
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja
sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur (Lie, 2010:
16). Pada bagian lain Lie mengemukakan bahwa yang diperkenalkan dalam
pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar kerja kelompoknya,namun
pada pengstrukturannya sehingga dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif
dapat didefinisikan sebagai metode kerja kelompok yang berstruktur.
Dalam pembelajaran ini siswa diarahkan untuk dapat bekerja sendiri,
mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu.
Pembelajaran kooperatif sangat baik untuk membentuk sikap pertanggung
jawaban sosial, dan mengurang sifat ke “akua’an yang tinggi, disamping
meningkatkan motivasi belajar dan pengembangan kreativitas individu.
b. Ciri-ciri dan unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif.
1. Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif.
Roger dan David Johson (Lie, 2010: 30) menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperatif learning.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur yang harus
diterapkan yaitu saling ketergantungan positif; tanggung jawab
perseorangan; tatap muka; komunikasi antar anggota dan evaluasi proses
kelompok.
Sedangkan menurut Muslimin (2000: 6) mengatakan bahwa unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
2) Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
3) Siswa harus melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
2. Ciri – ciri pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran koperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan,
dan penghargaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama
siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah.
Kebanyakan pembelajaran kooperatif dapat memiliki ciri – ciri sebagai
berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
2) Kelompok terbentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. (Muslimin, 2000: 6)
3.Tujuan pembelajaran kooperatif.
Pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif paling tidak ada tiga tujuan yang hendak dicapai,yaitu:
- Hasil pembelajaran akademik.
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik. Model pembelejaran kooperatif unggul dalam
hal membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
- Pengakuan adanya keragaman.
Model pembelejaran kooperatif ialah penerimaan yang luas terhadap
orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas, sosial, kemampuan, maupun
ketidakmampuan.
- Pengembangan keterampilan sosial.
Pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi (Muslimin, 2000: 7-9).
2. Tinjauan tentang pembelajaran group to group exchange
a. Pengertian
Pembelajaran
group to group exchange atau disebut model
pembelajaran pertukaran kelompok mengajar ini, tugas yang berbeda
diberikan kepada kelompok peserta didik yang berbeda. Masing-masing
kelompok “mengajar” apa yang telah dipelajari untuk sisa kelas
(Dipdiknas, 2004: 25)
Jadi pembelajaran
group to group exchange yaitu model pembelajaran pertukaran antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
b. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Adapun langkah-langkah pembeljaran sebagai berikut:
- Pilihlah sebuah topik yang mencakup perbedaan ide, kejadian, posisi,
konsep, pendekatan untuk ditugaskan. Topik haruslah sesuatu yang
mengembangkan sebuah pertukaran pandangan atau informasi (kebalikan
teknik debat)
- Bagilah kelas ke dalam beberapa kelompok, jumlah kelompok sesuai jumlah tugas. Diusahakan tugas masing-masing kelompok berbeda
- Berikan cukup waktu berdiskusi dan mempersiapkan bagaimana mereka dapat menyajikan topik yang telah mereka kerjakan
- Bila diskusi telah selesai, mintalah kelompok memilih seorang juru
bicara. Undanglah setiap juru bicara menyampaikan kepada kelompok lain
- Setelah presentasi singkat, doronglah peserta didik bertanya pada
presenter atau tawarkan pandangan mereka sendiri. Biarkan anggota juru
bicara kelompok menanggapi
- Lanjutan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi
dan merespon pertanyaan juga komentar peserta. Bandingkan dan bedakan
pandangan serta informasi yang saling ditukar.
- Variasi
- Mintalah setiap kelompok melakukan penelitian ekstensif sebelum presentasi
- Gunakan bentuk diskusi panel untuk masing-masing presentasi sub-kelompok.
3. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata
yakni prestasi dan belajar . Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu, maupun
kelompok (Djmarah, 1991: 19). Prestasi adalah hasil yang dicapai
(dilakukan, dikerjakan) (Alwi, 2001: 768). Sedangkan belajar adalah
suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari (Djamarah, 1991: 21). Belajar
adalah berusaha supaya mendapat sesuatu kepandaian (Alwi, 1984: 108).
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan
yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan
belajar. Dengan demikian prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan
kegiatan belajar dimana prestasi belajar seperti yang telah disebutkan
diatas adalah merupakan hasil dari kegiatan belajar itu sendiri.
Dengan demikian bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil
yang telah dicapai siswa berupa proses perubahan tingkah laku melalui
pengalaman dan latihan.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Secara global, faktor –faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga yaitu:
- Faktor internal (faktor dalam diri peserta didik) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
- Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik) yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik.
- Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Muhibbin, 2001: 130)
Menurut Ahmadi (2003: 59) pada dasarnya faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat dikategorikan kedalam dua faktor yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri pelajar (faktor internal) dan faktor yang
berasal dari luar diri pelajar (faktor eksternal).
- Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang datang dari diri pelajar terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan belajar besar sekali
pengaruhnya terhadap prestasi belajar yang dicapai. Adanya pengaruh dari
dalam diri pelajar merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa
perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang
disadarinya. Jadi sejauh mana usaha belajar untuk mengkondisikan dirinya
bagi perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil belajar akan dicapai.
- Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar dirinya, yang
disebut lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar (prestasi belajar) di sekolah ialah kualitas
pengajaran yang dikelola oleh guru. Hasil belajar (prestasi belajar)
pada hakekatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil
belajar ( prestasi belajar) di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas
pelajar dan kualitas pengajaran.
7. METODE PENELITIAN
- Deskripsi Sasaran
1). Setting Penelitian
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VIII MTs Al Madania
tahun pelajaran 2010/2011 Jempong Barat Kecamatan Sekarbela, dimana
kelas ini memiliki kekhasan, keragaman serta tingkat prestasinya rendah.
2). Pokok Bahasan
Adapun pokok bahasan yang dipake dalam penelitian ini adalah mengenai Manusia Sebagai Mahluk Sosial Dan Ekonomi Bermoral.
3). Bentuk Tindakan
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru sebagai observer.
- Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (
classroom action research).
Penelitian tindakan kelas menekankan pada proses kegiatan atau
tindakan yang mengujicobakan suatu ide kedalam praktek atau situasi
nyata dalam skala yang mikro, yang diharapkan kegiatan tersebut mampu
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (Riyanto,
2007: 25). Wahidmurni (2008: 15) Penelitian tindakan kelas diartikan
sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk
memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan penelitian. Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang
sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2007: 13)
- Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Adapun tahapan-tahapan dari setiap siklus sebagai berikut:
- Perencanaan
Dalam tahap ini, hal – hal yang dilakukan oleh peneliti adalah:
- Menyusun rencana pembelajaran
- Membuat lembar observasi
- Mendesain alat evaluasi dan merencanakan analisis hasil tes.
- Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dirancang
- Observasi dan evaluasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kontinu setiap kali pembelajaran
berlangsung dalam pelaksanaan tindakan dengan mengamati kegiatan guru
dan aktivitas siswa. Sedangkan evaluasi dilakukan dengan memberikan tes
kepada siswa.
- Refleksi
Tahap refleksi ini sebagai pengajar bersama guru yang bertindak
sebagai observer mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah diberikan.
Hal ini dilakukan dengan cara melihat hasil evaluasi yang dicapai siswa
pada siklus I. Jika refleksi mencari ketuntasan individu menunjukkan
bahwa tindakan siklus I yaitu masih nilainya kurang dari 65 maka
dilakukan siklus berikutnya
Siklus II dilakukan apabila pembelajaran pada siklus I dinilai belum
berhasil mencapai ketuntasan belajar dan proses belajar mengajar belum
sesuai dengan apa yang diinginkan, sedangkan langkah-langkah yang
dilakukan dalam siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya saja
pada siklus II dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I.
- Metode Pengumpulan Data
1). Tes awal
Tes awal tujuan adalah untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran yang akan disampaikan.
2) Tes akhir
Tes akhir tujuan adalah untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan.
3) Observasi
a). Observasi terhadap kinerja Guru
b) Observasi terhadap kinerja siswa
- Instrumen Pengumpulan Data
1). RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun sebagai pedoman dalam
melaksanakan penelitian atau sebagai acuan terhadap kegiatan proses
belajar mengajar dikelas. Adapun formatnya sesuai dengan buku pedoman
penulisan skripsi (Tim Penyusun, 2010: 19) adalah sebagai berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : MTs Al Madania
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : VIII
Semester : I (Satu)
Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi |
: |
Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat |
Kompetensi Dasar |
: |
Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas |
Indikator |
: |
- Menjelaskan kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia |
- Mendeskripsikan kelangkaan sumber dayaAlokasi Waktu:2 x 40 Menit
- 1. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
- Menjelaskan pengertian kelangkaan sumber daya alam
- Menjelaskan kebutuhan manusia
- Menjelaskan alat pemenuhan kebutuhan manusia
- 2. Materi Pembelajaran
- Pengertian kelangkaan sumber daya alam
- Jenis-jenis kebutuhan manusia
- 3. Metode Pembelajaran
Metode
Group To Group Exchange
- 4. Langkah-langkah Pembelajaran
- Pertemuan I
- Pendahuluan
- Apersepsi
Menjelaskan pentingnya kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia
- Motivasi
Kelangkaaan sumber daya merupakan kegiatan paling awal dalam kehidupan sehari-hari
- Kegiatan Inti
- Membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggota 5 – 6 orang.
- Siswa melakukan diskusi kelompok terhadap materi yang diberikan guru
- Setelah melakukan diskusi kelompok, melalui perwakilan untuk siswa melakukan prestasi
- Setelah presentasi singkat, doronglah peserta didik bertanya pada
presenter atau tawarkan pandangan mereka sendiri. Biarkan anggota juru
bicara kelompok menanggapi
- Lanjutan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi
dan merespon pertanyaan juga komentar peserta. Bandingkan dan bedakan
pandangan serta informasi yang saling ditukar.
- Penutup
- Menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran
- Menyempurnakan kesimpulan siswa
- Memberikan tugas rumah
- 5. Sumber Belajar
- Buku IPS Terpadu kelas VIII terbitan Erlangga
- LKS
- 6. Penilaian
- Teknik Penilaian : Tes Tulis
- Bentuk penilaian : Pilihan Ganda
- Instrumen Penilaian : Soal
1. Beragam dan meningkatkan kebutuhan manusia di pengaruhi oleh beberapa hal berikut kecuali:
a. Peradaban |
c. Tingkat penghasilan |
b. Pengalaman |
d. Waktu pemenuhan |
2. Sifat kebutuhan manusia adalah:
a. Terbatas jumlahnya |
c. Tidak terbatas jumlahnya |
b. Stabil kebutuhanya |
d. Fleksibel terhadap kebutuhan |
3. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah adalah:
a. Rohani |
c. Jasmani |
b. Pokok |
d. Tambahan |
4. Tinjauan ekonomi yang sifatnya tidak terbatas untuk manusia ialah…
a. Kebutuhan |
c. Penghasilan |
b. Kemampuan |
d. Keinginan |
5. Menabung di bank termasuk kebutuhan…
a. Rohani |
c. Mendatang |
b. Jasmani |
d. Sekarang |
6. Memberikan bantuan kepada yayasan yatim piatu merupakan jenis kebutuhan…
a. Kolektif |
c. Pribadi |
b. Rohani |
d. Mendatang |
- Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk jenis kebutuhan apa…
a. Sekarang |
c. Rohani |
b. Jasmani |
d. Mendatang |
- Berikut ini yang termasuk contoh barang subsidi ialah:
a. Bensin dan Gas Epiji |
c. Bus dan kereta api |
b. Gula dan teh |
d. Minyak tanah dan kompor |
- Rumah menurut sifatnya, termasuk jenis kebutuhan
a. Jasmani |
c. Pokok |
b. Rohani |
d. Tambahan |
- Perhatikan data berikut
1. Biaya sekolah |
4. Pensil |
2. Sepeda |
5. Seragam |
3. Buku tulis |
|
Berdasarkan data di atas, kebutuhan pokok ditunjukkan oleh nomor
a. 1, 2, dan 4 |
c. 2, 3, dan 4 |
b. 1, 3, dan 5 |
d. 2, 4, dan 5 |
- Rubrik penilaian:
Tabel : Rubrik penilai: Kunci jawaban + skor
No
|
Kunci Jawaban
|
Skor
|
1 |
D
|
10
|
2 |
C
|
10
|
3 |
A
|
10
|
4 |
A
|
10
|
5 |
C
|
10
|
6 |
B
|
10
|
7 |
B
|
10
|
8 |
A
|
10
|
9 |
C
|
10
|
10 |
B
|
10
|
|
Jumlah |
|
Mataram, Juli 2010
Mengetahui |
|
|
Kepala Sekolah |
( ) Guru Mata Pelajaran
( )
2). Pedoman Observasi
a) Pedoman Observasi Kinerja Guru
Lembar observasi kegiatan guru berisi poin-poin berdasarkan
langkah-langkah kegiatan guru pada awal sampai akhir pembelajaran
berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun lembar observasi
gurunya berdasarkan pedoman penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
No
KEGIATAN
SKOR
SIKLUS I
SIKLUS II1231231RPP 2Memotivasi siswa 3Menyampaikan tujuan
pembelajaran 4Membagi kelompok siswa 5Menyampaikan
langkah-langkah pembelajaran 6Menyampaikan materi
pembelajaran 7Membimbing siswa dalam kelompok 8Memfasilitasi
siswa dalam kelompok 9Mengarahkan siswa dalam
diskusi 10Kesimpulan 11Refleksi
pembelajaran 12Evaluasi 13Pesan tindak lanjut Jumlah
b) Pedoman Observasi terhadap Kinerja Siswa
lembar kegiatan siswa berisi poin-poin berdasarkan langkah-langkah
kegiatan guru siswa dalam merespon kegiatan pada awal sampai akhir
pembelajaran. Adapun lembar observasi gurunya berdasarkan pedoman
penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
No
|
KEGIATAN
|
SKOR
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II |
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
1 |
Kesiapan Belajar |
|
|
|
|
|
|
2 |
Konsetrasi |
|
|
|
|
|
|
3 |
Respon terhadap guru |
|
|
|
|
|
|
4 |
Tanya jawab terhadap tujuan pembelajaran |
|
|
|
|
|
|
5 |
Melakukan diskusi terhadap materi pembelajaran |
|
|
|
|
|
|
6 |
Mempresentasikan hasil diskusi |
|
|
|
|
|
|
7 |
Melakukan Tanya jawab dalam diskusi |
|
|
|
|
|
|
8 |
Mencatat hasil diskusi |
|
|
|
|
|
|
9 |
Kesimpulan |
|
|
|
|
|
|
10 |
Refleksi pembelajaran |
|
|
|
|
|
|
11 |
Evaluasi |
|
|
|
|
|
|
12 |
Pesan tindak lanjut |
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
- Analisis Data
- Peningkatan Prestasi
- Peningkatan setelah siklus I = Rata-rata Siklus I – Rata-rata Tes awal
- Peningkatan setelah Siklus II = R. Siklus II – R. Siklus I
Total = Peningkatan Siklus I + Peningkatan Siklus II
= X
1
=
= X
2%
Dan seterusnya (Tim Penyusun, 2010: 23)
- Peningkatan Kegiatan Guru
Setelah siklus II = Jumlah skor siklus II – Jumlah skor siklus I
= X
1
=
= X
2%
Dan seterusnya (Tim Penyusun, 2010: 23)
- Peningkatan Kegiatan Siswa
Setelah siklus II = Jumlah skor siklus II – Jumlah skor siklus I
= X
1
=
= X
2%
Dan seterusnya (Tim Penyusun, 2010: 23)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadin, 2004.
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Aqib, Zainal. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
Arjuddin, dkk. 2004.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas II B SMAN 2 Mataram Tahun Ajaran 2004/2005. Mataram:FKIP UNRAM.
Arifin, 2003.
Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang SISDIKNAS. Jakarta: Departemen Agama RI
Alwi, 2001.
Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, 1991.
Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional .
Dipdiknas, 2004.
Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Sains. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ibrahim, dkk. 2000.
Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: University Press.
Muhibbin, 2001.
Psikologi Pendidikan . Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Purwanto, 2004.
Psikologi Pendidikan: Rosdakarya
Riyanto, 2007.
Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa University Press
Rosdiana, 2000.
Penggunaan Pendekatan Contexstual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Hang Tuah 3 Mataram TahunPelajaran 2005/2006. Mataram: IKIP
Shadily, 2000.
Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia
Tim Penyusun, 2010.
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Mataram: Universitas Nahdatul Wathan Mataram
Wahidmurni, 2008.
Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang
Baharudin, S.Pd (Guru MTsN Raba Kota Bima