PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implimentasinya pada tingkat operasional di kelas. Mata pelajaran sosial selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga materi pelajaran juga mengalami perubahan, hal ini dapat dilihat dalam perkembangan kurikulum. Fungsi pengetahuan sosial adalah mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan sosial dan kewarganegaraan peserta didik agar dapat ditefleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia.
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pendewasaan anak menuju sikap yang bertanggungjawab baik dalam pola pikir maupun tingkah laku. Dengan demikian, dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut maka perlu dilakukan pembenahan secara terus menerus, yakni diantaranya dengan proses pembelajaran yang efektif serta pembelajaran yang berkualitas
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Arifin, 2003: 34)
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam memasuki era globalisasi dewasa ini. Pendidikan yang berorientasi pada kualitas ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah ditanggulangi.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru bertanggung jawab merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistimatis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu dituntut adalah bagaimana bahan pengajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Dengan adanya keunikan tersebut, maka dapat dicari model belajar mengajar yang mengarah kepada keterlibatan siswa secara aktif. Pentingnya model belajar mengajar ini, karena belajar pada prinsipnya adalah suatu proses interaksi antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya.
Mempersiapkan model belajar mengajar merupakan salah satu langkah awal untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan, karena apabila ingin mengerjakan sesuatu kepada anak dengan baik dan berhasil pertama-tama yang harus diperhatikan adalah model yang dilakukan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik, karena model berfungsi untuk mencapai tujuan.
Pemilihan model mengajar serta sistim penilaian oleh guru bukan merupakan hal yang mudah, karena di dalam setiap kelas itu terdapat kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dituntut harus meciptakan proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang mampu mengajarkan peserta didik untuk memahami pelajaran dengan mudah.
Menyikapi permasalahan tersebut, memungkinkan dikembangkan suatu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan peserta didik yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Group To Group Exchange.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group To Group Exchange ini diberikan pada pembelajaran IPS terutama peserta didik MTs Al Madania NW Jempong Barat, karena pada pembelajaran, minat, motivasi, dan kemauan belajar peserta didik yang sangat kurang yang akhirnya dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Dengan menerapkan model Group To Group Exchange diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan melalui penerapan ini juga dapat memudahkan guru untuk memperbaiki cara berpikir, keterampilan berkomunikasi dengan peserta didik, dan menggalakkan keterlibatan siswa di dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, kalau diperhatikan secara seksama, baik guru maupun peserta didik mempunyai peranan yang sama penting dalam mewujudkan kegiatan belajar-mengajar, maka guru dan peserta didik keduanya adalah manusia yang pada hakikatnya adalah mahluk yang sama.
Memperhatikan keadaan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al Madania Jempong Barat Kecamatan Sekarbela Tahun Pelajaran 2010/2011 yang masih tergolong rendah, maka peneliti berkehendak untuk melakukan penelitian khususnya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk itu peneiliti mengangkat judul penelitian sebagaimana tersebut di atas.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group To Group Exchange untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Al Madania Jempong Barat Kecamatan Sekarbela Tahun Pelajaran 2010/2011?3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group To Group Exchange untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Al Madania Jempong Barat Kecamatan Sekarbela Tahun Pelajaran 2010/2011.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:- Manfaat Praktis
- Manfaat Teoritis
- Manfaat Akademis
6. KAJIAN TEORI
A. Penegasan pengertian istilah
Untuk menghindari terjadi kekeliruan terhadap makna judul dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut .
- Penerapan
- 2. Pembelajaran Kooperatif
- 3. Group Exchange
- 4. Prestasi Belajar
B. Landasan Teori
1. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif.Dalam kamus besar Bahasa Indonesia arti kooperatif adalah bekerja sama. Oleh karenanya pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang mengutamakan kerja sama. Sedangkan batasan pembelajaran kooperatif yang diberikan Johson dalam Arjudin dkk (2004: 10), sebagai berikut ”Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama,yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Pembelajaran kooperatif, para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah(tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota kelompok dapat menguasai materi pada yang relatif sejajar ( Ismail , 2003:11).
Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur (Lie, 2010: 16). Pada bagian lain Lie mengemukakan bahwa yang diperkenalkan dalam pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar kerja kelompoknya,namun pada pengstrukturannya sehingga dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai metode kerja kelompok yang berstruktur. Dalam pembelajaran ini siswa diarahkan untuk dapat bekerja sendiri, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu.
Pembelajaran kooperatif sangat baik untuk membentuk sikap pertanggung jawaban sosial, dan mengurang sifat ke “akua’an yang tinggi, disamping meningkatkan motivasi belajar dan pengembangan kreativitas individu.
b. Ciri-ciri dan unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif.
1. Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif.
Roger dan David Johson (Lie, 2010: 30) menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperatif learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur yang harus diterapkan yaitu saling ketergantungan positif; tanggung jawab perseorangan; tatap muka; komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
Sedangkan menurut Muslimin (2000: 6) mengatakan bahwa unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
2) Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
3) Siswa harus melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
2. Ciri – ciri pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran koperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah. Kebanyakan pembelajaran kooperatif dapat memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
2) Kelompok terbentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. (Muslimin, 2000: 6)
3.Tujuan pembelajaran kooperatif.
Pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif paling tidak ada tiga tujuan yang hendak dicapai,yaitu:
- Hasil pembelajaran akademik.
- Pengakuan adanya keragaman.
- Pengembangan keterampilan sosial.
2. Tinjauan tentang pembelajaran group to group exchange
a. PengertianPembelajaran group to group exchange atau disebut model pembelajaran pertukaran kelompok mengajar ini, tugas yang berbeda diberikan kepada kelompok peserta didik yang berbeda. Masing-masing kelompok “mengajar” apa yang telah dipelajari untuk sisa kelas (Dipdiknas, 2004: 25)
Jadi pembelajaran group to group exchange yaitu model pembelajaran pertukaran antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
b. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Adapun langkah-langkah pembeljaran sebagai berikut:
- Pilihlah sebuah topik yang mencakup perbedaan ide, kejadian, posisi, konsep, pendekatan untuk ditugaskan. Topik haruslah sesuatu yang mengembangkan sebuah pertukaran pandangan atau informasi (kebalikan teknik debat)
- Bagilah kelas ke dalam beberapa kelompok, jumlah kelompok sesuai jumlah tugas. Diusahakan tugas masing-masing kelompok berbeda
- Berikan cukup waktu berdiskusi dan mempersiapkan bagaimana mereka dapat menyajikan topik yang telah mereka kerjakan
- Bila diskusi telah selesai, mintalah kelompok memilih seorang juru bicara. Undanglah setiap juru bicara menyampaikan kepada kelompok lain
- Setelah presentasi singkat, doronglah peserta didik bertanya pada presenter atau tawarkan pandangan mereka sendiri. Biarkan anggota juru bicara kelompok menanggapi
- Lanjutan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga komentar peserta. Bandingkan dan bedakan pandangan serta informasi yang saling ditukar.
- Variasi
- Mintalah setiap kelompok melakukan penelitian ekstensif sebelum presentasi
- Gunakan bentuk diskusi panel untuk masing-masing presentasi sub-kelompok.
3. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi BelajarPrestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar . Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu, maupun kelompok (Djmarah, 1991: 19). Prestasi adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan) (Alwi, 2001: 768). Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari (Djamarah, 1991: 21). Belajar adalah berusaha supaya mendapat sesuatu kepandaian (Alwi, 1984: 108).
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar. Dengan demikian prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan kegiatan belajar dimana prestasi belajar seperti yang telah disebutkan diatas adalah merupakan hasil dari kegiatan belajar itu sendiri.
Dengan demikian bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai siswa berupa proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Secara global, faktor –faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga yaitu:
- Faktor internal (faktor dalam diri peserta didik) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
- Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik) yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik.
- Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Muhibbin, 2001: 130)
- Faktor internal
- Faktor eksternal
7. METODE PENELITIAN
- Deskripsi Sasaran
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VIII MTs Al Madania tahun pelajaran 2010/2011 Jempong Barat Kecamatan Sekarbela, dimana kelas ini memiliki kekhasan, keragaman serta tingkat prestasinya rendah.
2). Pokok Bahasan
Adapun pokok bahasan yang dipake dalam penelitian ini adalah mengenai Manusia Sebagai Mahluk Sosial Dan Ekonomi Bermoral.
3). Bentuk Tindakan
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru sebagai observer.
- Jenis Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Perencanaan
- Menyusun rencana pembelajaran
- Membuat lembar observasi
- Mendesain alat evaluasi dan merencanakan analisis hasil tes.
- Pelaksanaan tindakan
- Observasi dan evaluasi
- Refleksi
Siklus II dilakukan apabila pembelajaran pada siklus I dinilai belum berhasil mencapai ketuntasan belajar dan proses belajar mengajar belum sesuai dengan apa yang diinginkan, sedangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I.
- Metode Pengumpulan Data
Tes awal tujuan adalah untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran yang akan disampaikan.
2) Tes akhir
Tes akhir tujuan adalah untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan.
3) Observasi
a). Observasi terhadap kinerja Guru
b) Observasi terhadap kinerja siswa
- Instrumen Pengumpulan Data
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian atau sebagai acuan terhadap kegiatan proses belajar mengajar dikelas. Adapun formatnya sesuai dengan buku pedoman penulisan skripsi (Tim Penyusun, 2010: 19) adalah sebagai berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : MTs Al Madania
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : VIII
Semester : I (Satu)
Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi | : | Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat |
Kompetensi Dasar | : | Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas |
Indikator | : | - Menjelaskan kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia |
- 1. Tujuan Pembelajaran
- Menjelaskan pengertian kelangkaan sumber daya alam
- Menjelaskan kebutuhan manusia
- Menjelaskan alat pemenuhan kebutuhan manusia
- 2. Materi Pembelajaran
- Jenis-jenis kebutuhan manusia
- 3. Metode Pembelajaran
- 4. Langkah-langkah Pembelajaran
- Pendahuluan
Menjelaskan pentingnya kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia
- Motivasi
Kelangkaaan sumber daya merupakan kegiatan paling awal dalam kehidupan sehari-hari
- Kegiatan Inti
- Membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggota 5 – 6 orang.
- Siswa melakukan diskusi kelompok terhadap materi yang diberikan guru
- Setelah melakukan diskusi kelompok, melalui perwakilan untuk siswa melakukan prestasi
- Setelah presentasi singkat, doronglah peserta didik bertanya pada presenter atau tawarkan pandangan mereka sendiri. Biarkan anggota juru bicara kelompok menanggapi
- Lanjutan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga komentar peserta. Bandingkan dan bedakan pandangan serta informasi yang saling ditukar.
- Penutup
- Menyempurnakan kesimpulan siswa
- Memberikan tugas rumah
- 5. Sumber Belajar
- LKS
- 6. Penilaian
- Bentuk penilaian : Pilihan Ganda
- Instrumen Penilaian : Soal
1. Beragam dan meningkatkan kebutuhan manusia di pengaruhi oleh beberapa hal berikut kecuali:
a. Peradaban | c. Tingkat penghasilan |
b. Pengalaman | d. Waktu pemenuhan |
a. Terbatas jumlahnya | c. Tidak terbatas jumlahnya |
b. Stabil kebutuhanya | d. Fleksibel terhadap kebutuhan |
a. Rohani | c. Jasmani |
b. Pokok | d. Tambahan |
a. Kebutuhan | c. Penghasilan |
b. Kemampuan | d. Keinginan |
a. Rohani | c. Mendatang |
b. Jasmani | d. Sekarang |
a. Kolektif | c. Pribadi |
b. Rohani | d. Mendatang |
- Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk jenis kebutuhan apa…
a. Sekarang | c. Rohani |
b. Jasmani | d. Mendatang |
- Berikut ini yang termasuk contoh barang subsidi ialah:
a. Bensin dan Gas Epiji | c. Bus dan kereta api |
b. Gula dan teh | d. Minyak tanah dan kompor |
- Rumah menurut sifatnya, termasuk jenis kebutuhan
a. Jasmani | c. Pokok |
b. Rohani | d. Tambahan |
- Perhatikan data berikut
1. Biaya sekolah | 4. Pensil |
2. Sepeda | 5. Seragam |
3. Buku tulis |
a. 1, 2, dan 4 | c. 2, 3, dan 4 |
b. 1, 3, dan 5 | d. 2, 4, dan 5 |
Tabel : Rubrik penilai: Kunci jawaban + skor
No
|
Kunci Jawaban
|
Skor
|
1 |
D
|
10
|
2 |
C
|
10
|
3 |
A
|
10
|
4 |
A
|
10
|
5 |
C
|
10
|
6 |
B
|
10
|
7 |
B
|
10
|
8 |
A
|
10
|
9 |
C
|
10
|
10 |
B
|
10
|
Jumlah |
Mengetahui | ||
Kepala Sekolah |
( )
2). Pedoman Observasi
a) Pedoman Observasi Kinerja Guru
Lembar observasi kegiatan guru berisi poin-poin berdasarkan langkah-langkah kegiatan guru pada awal sampai akhir pembelajaran berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun lembar observasi gurunya berdasarkan pedoman penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
KEGIATAN
SKOR
SIKLUS I
SIKLUS II1231231RPP 2Memotivasi siswa 3Menyampaikan tujuan
pembelajaran 4Membagi kelompok siswa 5Menyampaikan
langkah-langkah pembelajaran 6Menyampaikan materi
pembelajaran 7Membimbing siswa dalam kelompok 8Memfasilitasi
siswa dalam kelompok 9Mengarahkan siswa dalam
diskusi 10Kesimpulan 11Refleksi
pembelajaran 12Evaluasi 13Pesan tindak lanjut Jumlahb) Pedoman Observasi terhadap Kinerja Siswa
lembar kegiatan siswa berisi poin-poin berdasarkan langkah-langkah kegiatan guru siswa dalam merespon kegiatan pada awal sampai akhir pembelajaran. Adapun lembar observasi gurunya berdasarkan pedoman penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
No
|
KEGIATAN
|
SKOR
|
|||||
SIKLUS I
|
SIKLUS II | ||||||
1 | 2 | 3 | 1 | 2 | 3 | ||
1 | Kesiapan Belajar | ||||||
2 | Konsetrasi | ||||||
3 | Respon terhadap guru | ||||||
4 | Tanya jawab terhadap tujuan pembelajaran | ||||||
5 | Melakukan diskusi terhadap materi pembelajaran | ||||||
6 | Mempresentasikan hasil diskusi | ||||||
7 | Melakukan Tanya jawab dalam diskusi | ||||||
8 | Mencatat hasil diskusi | ||||||
9 | Kesimpulan | ||||||
10 | Refleksi pembelajaran | ||||||
11 | Evaluasi | ||||||
12 | Pesan tindak lanjut | ||||||
Jumlah |
- Analisis Data
- Peningkatan Prestasi
- Peningkatan setelah siklus I = Rata-rata Siklus I – Rata-rata Tes awal
- Peningkatan setelah Siklus II = R. Siklus II – R. Siklus I
- Peningkatan Prestasi
= X1
=
= X2%
Dan seterusnya (Tim Penyusun, 2010: 23)
- Peningkatan Kegiatan Guru
= X1
=
= X2%
Dan seterusnya (Tim Penyusun, 2010: 23)
- Peningkatan Kegiatan Siswa
= X1
=
= X2%
Dan seterusnya (Tim Penyusun, 2010: 23)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadin, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka CiptaAqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
Arjuddin, dkk. 2004. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas II B SMAN 2 Mataram Tahun Ajaran 2004/2005. Mataram:FKIP UNRAM.
Arifin, 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang SISDIKNAS. Jakarta: Departemen Agama RI
Alwi, 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, 1991. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional .
Dipdiknas, 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Sains. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: University Press.
Muhibbin, 2001. Psikologi Pendidikan . Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan: Rosdakarya
Riyanto, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa University Press
Rosdiana, 2000. Penggunaan Pendekatan Contexstual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Hang Tuah 3 Mataram TahunPelajaran 2005/2006. Mataram: IKIP
Shadily, 2000. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia
Tim Penyusun, 2010. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Mataram: Universitas Nahdatul Wathan Mataram
Wahidmurni, 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang
Baharudin, S.Pd (Guru MTsN Raba Kota Bima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar