Model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) adalah
suatu model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa,
dimana siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya secara
pribadi maupun kelompok, dengan cara mengintegrasikan ketiga aspek
tersebut. Menurut Herdian
dalam wordpres.com model pembelajaran AIR mirip dengan SAVI dan VAK,
bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna
pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui
pemberian tugas atau quis.
Model pengajaran ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan Auditory, Intellectually dan Repetition
sehingga dapat meningkatkan penguasaan dan pengetahuan faktual siswa.
Pencapaiannya dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang dilakukan
siswa, yaitu tentang penguasaan isi akademik.
Model ini memiliki empat langkah atau tahapan, yaitu kegiatan
pendahuluan, pengembangan (penjelasan dan atau demonstrasi, panduan
praktek, umpan balik), penerapan dan kegiatan penutup.
Menurut Dedi Rohendi, Heri Sutarno, Lies Puji Lestari(
dalam portal junal universitas pendidikan indonesia volume 4 no 1 Juni
2011) Auditory Intellectually Repetition ( AIR ) adalah model
pembelajaran dimana guru sebagai fasilitator dan siswalah yang lebih
aktif.
Model pembelajaran ini dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan Auditory Intellectually dan
Repetition. Dimana Auditory berati bahwa belajar haruslah melalui
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan
pendapat dan menanggapi. Intellectually berarti bahwa belajar dengan
menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, memecahkan masalah dan
menerapkan. Sedangkan Repetition adalah pengulangan yang berarti
pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui
pemberian tugas atau kuis.
Dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan sebagai pusat
perhatian utama dalam kegiatan pembelajaran melalui tahapan-tahapannya,
siswa diberikan kesempatan secara aktif membangun sendiri pengetahuannya
secara pribadi maupun kelompok.
Di samping itu, guru yang menggunakan model pembelajaran ini
bertanggung jawab penuh dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran,
struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan atau
demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep atau keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan
balik.
Pembelajaran dengan Auditory Intellectually Repetition harus diintegrasikkan sedemikian rupa sehingga nantinya akan tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan.
Istilah AIR diambil dari kependekan unsur-unsurnya yaitu Auditory,
Intellectually dan Repetition. Adapun penjelasan mengenai unsur-unsur
AIR adalah sebagai berikut :
1. Auditory (A)
Auditory adalah belajar dengan berbicara dan mendengarkan, menyimak,
presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Menurut
Meier (2002:96) ada beberapa gagasan untuk meningkatkan penggunaan
auditory dalam belajar, diantaranya :
a. Mintalah siswa untuk berpasangan, membincangkan secara
terperinci apa yang baru mereka pelajari dan bagaimana menerapkannya.
b. Mintalah siswa untuk mempraktikan sesuatu keterampilan atau
memperagakan suatu konsep sambil mengucapkan secara terperinci apa yang
sedang mereka kerjakan.
c. Mintalah siswa untuk berkelompok dan berbicara saat menyusun pemecahan masalah.
Dari ketiga gagasan tersebut dimulai dari siswa dikumpulkan dalam
beberapa kelompok dan mempraktekan secara bersama-sama untuk
menyelesaikan masalah, tentunya ketiga aspek tersebut dapat menumbuhkan
komunikasi siswa dalam kelas sehingga siswa berperan aktif dikelas.
Auditory yang dimaksud disini yaitu ketika kita membuat suara sendiri
dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif
2. Intellectually ( I )
Intellectually adalah belajar dengan berfikir untuk menyelesaikan
masalah, kemampuan berfikir perlu dilatih dengan latihan bernalar,
menciptakan, memecahkan masalah, mengkonstruksi dan menerapakan.
Meier (2002:100) Intellectually dalam belajar akan terlatih jika guru
mengajak siswa terlibat dalam aktivitas memecahkan masalah,
menganalisis pengalaman, mencari dan menyaring informasi,
merumuskanpertanyaan.
Dalam hal ini guru harus mampu merangsang, mengarahkan, memelihara
dan meningkatkan intensitas proses berfikir siswa guna mencapai
kompetensi yang akan dicapai.
3. Repetition ( R )
Repetition merupakan pengulangan yang bermakna mendalami, memantapkan
dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Dengan
adanya latihan dan pengulangan akan membantu proses mengingat.
Pengulangan yang dilakukan tidak berarti dilakukan dengan bentuk
pertanyaan atau informasi yang sama, melainkan dalam bentuk informasi
yang bervariatif sehingga tidak membosankan. Dengan pemberian soal dan
tugas, siswa akan mengingat informasi-informasi yang diterimanya dan
terbiasa untuk menyelesaikan permasalaha-permasalahan matema
Tidak ada komentar:
Posting Komentar