Download Bagan Matriks Dasar .pdf
" Jalanilah Kehidupanmu Dengan Menjadi Yang Bermanfaat Buat Orang Lain " Created By : " Jaul "
Tampilkan postingan dengan label Rumus-Rumus Matematika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rumus-Rumus Matematika. Tampilkan semua postingan
Rabu, 05 Juni 2013
Rabu, 10 April 2013
Rumus Trigonometri Matematika
Rumus trigonometri umum

yang ini sering juga keluar di soal snmptn
Sudut-Sudut Istimewa sin cos tan 0 30 45 60 90 derajat
Aturan sin cos tan lain
Rumus-rumus Trigonometri pada segitiga dengan sisi a b c
Aturan sinusRumus jumlah 2 sudut trigonometri sin cos tan
Aturan Cosinus
Luas Segitiga 2 sisi dan 1 sudut
Luas segitiga dengan 3 sisi akan dibahas lain waktu
Sudut 2A atau sin 2x, cos 2x, tan 2x
sepertinya gambar ini ada yang salah, nanti diperbaiki
Rumus kali trigonometri sin cos cos sin cos cos -sin sin
Rumus jumlah 2 trigonometri sin cos cos sin cos cos -sin sin
Persamaan Trigonometri mudah sekali dikerjakan
Bentuk a Cos x + b Sin x = k cos x-teta
Bentuk a Cos x + b Sin x = c
Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi f(x) =a Cos x + b Sin x

yang ini sering juga keluar di soal snmptn
Aturan Cosinus Pada Segitiga
Untuk menurunkan rumus aturan cosinus, perhatikan segitiga ABC di bawah ini. Garis CD=h adalah garis tinggi pada sisi c.


Persamaan (4a), (4b), dan (4c) merupakan aturan cosinus.
Untuk melengkapi pembuktian aturan cosinus, di bawah ini ditunjukkan penurunan rumus aturan cosinus dari segitiga tumpul. Perhatikan segitiga tumpul ABC di bawah. Garis CD=h adalah garis tinggi dari titik C pada perpanjangan sisi c.


Aturan Cosinus
Pada segitiga ABC berlaku aturan cosinus yang dapat dinyatakan dengan persamaan

Jika dalam segitiga ABC diketahui sisi-sisi a, b, dan c (sisi-sisi-sisi) maka besar sudut-sudut A, B, dan C dapat ditentukan dengan rumus:

Sumber: http://matematika.us/326/aturan-cosinus/
Persamaan (4a), (4b), dan (4c) merupakan aturan cosinus.
Untuk melengkapi pembuktian aturan cosinus, di bawah ini ditunjukkan penurunan rumus aturan cosinus dari segitiga tumpul. Perhatikan segitiga tumpul ABC di bawah. Garis CD=h adalah garis tinggi dari titik C pada perpanjangan sisi c.
Aturan Cosinus
Pada segitiga ABC berlaku aturan cosinus yang dapat dinyatakan dengan persamaan
Jika dalam segitiga ABC diketahui sisi-sisi a, b, dan c (sisi-sisi-sisi) maka besar sudut-sudut A, B, dan C dapat ditentukan dengan rumus:
Sumber: http://matematika.us/326/aturan-cosinus/
Belajar Matematika Dasar (Materi Pecahan)
Cara
cepat belajar matematika tidak akan mungkin dapat dikuasi tanpa menguasai
hal-hal dasar dalam pelajaran matematika. Contoh: Seperti kebanyakan keluhan
dari para siswa SD pada umumnya, bahwa materi pecahan di SD itu cukup sulit.
Lalu mereka ingin mengetahui bagaimana caranya agar dapat dengan mudah
mengerjakan soal matematika yang berkaitan dengan pecahan. Untuk mampu
mengerjakan berbagai operasi hitung pecahan, siswa harus sudah menguasai
perkalian bilangan, dan yang sangat ditekankan adalah siswa harus sudah hafal
perkalian 1-10.
Mengapa
demikian? Sudah tentu karena dalam mengerjakan operasi pecahan tertentu pasti
melibatkan perkalian bilangan. Yang jangan diabaikan juga adalah pembagian,
karena beberapa operasi dalam pecahan juga membutuhkan pembagian bilangan.
Misalkan
saja siswa diminta membandingkan dua pecahan biasa.
Contoh:
Bandingkanlah
dua pecahan berikut dengan memberikan tanda >, <, atau =.
Untuk
soal nomor 1, penyelesaiannya sangat mudah karena penyebut kedua pecahan sudah
sama, sehingga siswa hanya perlu melihat penyebut mana yang lebih tinggi
nilainya. Penyebutnya adalah 2 dan 3. Suadh jelas bahwa 3 lebih tinggi nilainya
dari 2. Sehingga jawaban soal nomor 1 seperti berikut.
Untuk
soal nomor 2, penyelesaiannya juga mudah karena pembilang kedua pecahan sama,
sehingga siswa hanya perlu melihat pembilang mana yang lebih rendah/kecil
nilainya. Untuk suatu penyebut apa saja (bilangan real), semakin tinggi nilai
pembilangnya maka nilai pecahan tersebut akan semakin kecil dan sebaliknya
semakin kecil/rendah nilai pembilangnya maka nilai pecahan itu semakin tinggi.
Sehingga jawaban soal nomor 2 seperti berikut.
Untuk
soal nomor 3, penyelesaiannya membutuhkan aturan “menyamakan penyebut” dalam
operasi pecahan. Untuk menyamakan penyebut suatu pecahan siswa dituntut untuk
menguasai perkalian bilangan, karena dalam menyamakan penyebut suatu pecahan
harus mengetahui kelipatan dari masing-masing penyebut pecahan tersebut sampai
menemukan kelipatan persekutuan terkecilnya (KPKnya).
Kelipatan
5 = 5, 10, 15, 20, …
Kelipatan
3 = 3, 6, 9, 12, 15, …
Dengan
demikian KPK dari 3 dan 5 adalah 15
Sehingga
pecahan dapat diubah menjadi:
Ketika
penyebut kedua pecahan sudah sama, barulah dapat diterapkan cara seperti soal
nomor 1 di atas. Sehingga jawaban soal nomor 3 seperti berikut.
Akan
tetapi cara seperti memakan waktu yang lumayan, dan sering menimbulkan
kesalahan pada saat siswa membentuk penyebut baru dari pembilang yang
ditentukan.
Untuk
membantu siswa menyelesaikan dengan dengan mudah, cepat, dan benar, penulis
memiliki trik untuk masalah seperti soal nomor 3 di atas. Yakni dengan cara
“kali silang”. Perhatikan langkahnya!
a. Kalikan
penyebut pecahan yang disebelah kiri dengan pembilang pecahan disebelah kanan,
lalu hasilnya diletakkan disebelah kiri (dimana penyebut yang digunakan). (1 x 5 = 5)
b. Kemudian kalikan penyebut pecahan yang disebelah
kanan dengan pembilang disebelah kiri, lalu hasilnya diletakkan disebelah kanan
(dimana penyebut yang digunakan). (2 x 3 = 6)
Jika
dibandingkan, sudah tentu pembaca skalian tahu bahwa 5 kurang dari 6, sehingga:
5 < 6. Kemudian kembali pada soal sebenarnya.
Cara ini dapat digunakan pada semua
perbandingan dua pecahan biasa (selama penyebut dan pembilangnya bilangan
real).
Semoga bermanfaat ya sahabat….!!!
Latihan Soal Matematika Lagi...!!
Penyelesaian suatu pertidaksamaan linear
dua peubah adalah pasangan berurut (x,y) yang memenuhi pertidaksamaan linear tersebut.
Himpunan penyelesaian tersebut dinyatakan dengan suatu daerah pada bidang
kartesius (bidang XOY) yang diarsir (Yuliatmoko & Sari S.,
2008)
Untuk lebih memahami daerah himpunan
penyelesaian pertidaksamaan linear dua peubah, pelajari contoh berikut.
2x - 5y > 20
Penyelesaian:
Mula-mula dilukis garis 2x – 5y = 20 dengan menghubungkan titik potong
garis di sumbu X
dan sumbu Y.
Titik potong garis dengan sumbu X ⇒ y = 0, diperoleh x = 10 (titik (10,0))
Titik potong garis dengan sumbu Y ⇒ x = 0, diperoleh y = –4 (titik (0,–4))
Garis 2x – 5y = 20 tersebut membagi bidang kartesius
menjadi dua bagian. Untuk menentukan daerah yang merupakan himpunan
penyelesaian dilakukan dengan mengambil titik uji dari salah satu sisi daerah.
Misalkan diambil titik (0,0), kemudian disubstitusikan ke pertidaksamaan
sehingga diperoleh:
2×0 – 5×0 > 20
0 > 20 (salah), artinya tidak dipenuhi.
Jadi, daerah penyelesaiannya adalah
daerah yang tidak memuat titik (0,0), yaitu daerah yang diarsir pada gambar di bawah.
Pedoman Penyusunan Proposal Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi tentang permasalahan yang menjadi dasar dilakukannya penelitian, tentunya
masalah yang ada ditempat penelitian yang akan dilakukan. atau alasan-alasan yang menjadi sebab dilaku-
kannya penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berisi pertanyaan penelitian yang akan dijawab melalui penelitian
C. Tujuan Penelitian
Berisi tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan penelitian ini bergantung pada rumusan masalah.
D. Manfaat Penelitian
Berisi tentang manfaat penelitian bagi pihak yang berkaitan dengan penelitian. Misal: jika penelitiannya di
sekolah, maka manfaatnya tentunya bagi siswa, guru, sekolah/lembaga, dan peneliti sendiri.
(catatan: untuk BAB I, terkadang juga diminta Batasan Masalah dan Kerangka Penulisan)
BAB II KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA
Untuk Kajian/Tinjauan Pustaka disesuaikan dengan variabel-variabel pada
judul penelitian. Boleh hanya sesuai variabel, atau pengembangan dari
variabel-variabel yang digunakan.
Untuk penelitian non PTK, biasanya pada bagian akhir memuat kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Nah, bagian ini nih yg perlu bimbingan extra biasanya. Apalagi kalau penelitiannya kuantitatif. Mengapa?
Karena penelitian kuantitatif sangat banyak desain penelitiannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Semoga bermanfaat....!!!
Pembuktian Matematika : Benarkah -2 = 2 ?
Belajar Matematika itu Mudah….,begitu kata Guru Matematika saya dulu, asalkan kamu
mau dan sering melakukan latihan soal.
Kali ini Guru
Matematika Offline akan membuktikan rasa kurang yakinnya terhadap pernyataan dalam
matematika. Perhatikan kedua pernyataan benar di bawah ini!
(i) a ≠b ==>
benar
(ii) -2 ≠ 2 ==>
benar
Tapi saya kurang yakin terhadap kebenaran
pernyataan (ii), mengapa?
Cermati pembuktian berikut!
4 = 4 ==> benar bukan?
(-2)2 = 22 ==>
benar bukan? Karena setiap bilangan negatif dikuadratkan pasti hasilnya
positif.
Jika
kedua ruas dikalikan dengan 1/22, maka diperoleh:
Pangkat-pangkat
2 pada kedua pecahan di atas boleh dicoret/diabaikan karena bilangan pokoknya
sama, yaitu 2 dan semua pangkatnya sama. Sehingga diperoleh hasil berikut:
Jika ingin memperoleh
hasil bilangan bulat, maka kedua ruas dikalikan dengan 2, karena penyebut kedua
pecahan adalah 2. Sudah menjadi hukum ketentuan dalam matematika, jika kedua
ruas dikalikan dengan bilangan yang sama, maka tidak mempengaruhi nilai operasi
pada masing-masing ruas. Dengan demikian maka kedua ruas menjadi:
-2 = 2
Pada hasil akhir ini jelas anda baca
“negatif dua sama dengan dua”.
Dengan hasil pembuktian ini, masih yakin
kah anda bahwa -2 ≠ 2??
Jika keyakinan anda
masih teguh, berikanlah pembuktian logis sesuai dengan kaidah matematika yang
benar, agar ilmu sesat ini tidak menular….!! :)
Silakan ditanggapi……!!
Oleh: Guru Matematika Offline
(Ini rahasia: Makanya jgn suka mencoret….! Karena coretan tak terkendali itulah yg membuat sesat)
(Ini rahasia: Makanya jgn suka mencoret….! Karena coretan tak terkendali itulah yg membuat sesat)
Sifat-sifat Logaritma
Belajar matematika itu ada kalanya kita harus dipaksa untuk
menghafal. Namun yang harus diingat adalah jangan pernah lakukan dalam waktu
semalam, karena pasti akan tidak bertahan lama dalam ingatan. Jadi, cara yang
benar untuk menghafal rumus2 atau aturan2 dalam matematika itu adalah dengan
sesering mungkin melakukan latihan soal
yang berkaitan dengan rumus matematika
yang akan dihafal.
Seperti halnya dengan sifat2
dalam logaritma berikut.
Sifat-sifat Logaritma
1.
Untuk a > 0, a ≠ 1, berlaku:
2. Untuk a > 0, a ≠ 1, x > 0 dan y > 0 serta a, x, dan y ∈ R berlaku:
3. Untuk a > 0, a ≠ 1, x > 0 dan y > 0 serta a, x, dan y ∈ R, berlaku:

4. Untuk a > 0, a ≠ 1, a, n dan x ∈ R berlaku:
5. Untuk a, m > 0, serta a, m, n, x ∈ R, berlaku:
Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Sistem
Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Jika Anda memiliki dua atau lebih
pertidaksamaan linear dua variabel, dan pertidaksamaan tersebut saling
berkaitan maka terbentukl ah suatu sistem. Sistem inilah yang dinamakan sistem
per tidaksamaan linear dua variabel.
Defi nisi Sistem Pertidaksamaan Linear Dua
Variabel
Sistem pertidaksamaan linear dua variabel adalah suatu
sistem yang terdiri atas dua atau lebih pertidaksamaan dan setiap pertidaksamaan
tersebut mempunyai dua variabel.
Langkah-langkah menentukan
daerah) penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua variabel sebagai
berikut.
a.
Gambarkan
setiap garis dari setiap pertidaksamaan linear dua variabel yang diberikan
dalam sistem pertidaksamaan linear dua variabel.
b.
Gunakanlah
satu titik uji untuk menentukan daerah yang memenuhi setiap pertidaksamaan
linear dua variabel. Gunakan arsiran yang berbeda untuk setiap daerah yang
memenuhi pertidaksamaan yang berbeda.
c.
Tentukan
daerah yang memenuhi sistem pertidaksamaan linear, yaitu daerah yang merupakan
irisan dari daerah yang memenuhi pertidaksamaan linear dua variabel pada
langkah b.
Supaya Anda memahami langkah-langkah dalam menentukan
daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua variabel, pelajari contoh
soal berikut.
Ø Tentukan daerah penyelesaian dari sistem
pertidaksamaan linear berikut.
5x + 4y ≤
20
7x + 2y ≤
14
x ≥ 0
y ≥ 0
Jawab:
Gambarkan setiap garis batas dari sistem
pertidaksamaan linear dua variabel, yaitu 5x + 4y = 20, 7x +
2y = 14, x = 0 (sumbu y), y = 0 (sumbu x).
Gunakan titik uji (0, 0) pada setiap pertidaksamaan
linear dua variabel yang diberikan
•
5x + 4y ≤ 20
5(0) + 4(0) ≤ 20
0 _ 20 (memenuhi)
Daerah yang memenuhi berada di sebelah kiri garis5x + 4y =
20
•
7x + 2y ≤ 14
7(0) + 2(0) ≤ 14
0 _ 14 (memenuhi)
Daerah yang memenuhi berada di sebelah kiri garis7x + 2y =
14
•
x ≥ 0 dan y ≥ 0
Daerah yang memenuhi berada di kuadran I. Dengan pola
yang berbeda, arsirlah (raster) setiap daerah yang memenuhi setiap
pertidaksamaan linear dua variabel tersebut, seperti ditunjukkan pada gambar
berikut.
Langganan:
Postingan (Atom)