Bukanlah hal yang baru bagi sebagian besar siswa, Matematika
merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit, akibatnya diperlukan
upaya dari pihak guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
berkualitas, menarik dan menyenangkan. Dengan harapan setiap siswa
khususnya siswa yang bermasalah akan senang dan mau belajar Matematika.
Seorang guru dituntut untuk menguasai : materi pelajaran dengan baik,
berbagai tehnik dan metode pembelajaran yang inovatif, tehnik evaluasi,
tehnik bertanya dan segala sesuatu yang dapat memotivasi siswa untuk
terus belajar. Kemampuan seorang guru untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang bermutu, menarik dan menyenangkan tidak datang dengan
sendirinya, diperlukan usaha untuk mencapainya.
Pentingnya penguasaan dan banyaknya manfaat di bidang matematika membuat
banyak pihak menaruh perhatian terhadap proses penguasaan matematika
dalam konteks pendidikan. Semua pihak berupaya agar siswa dapat
menguasai matematika. Ironisnya banyak siswa takut akan pelajaran
matematika. Nawangsari (2007, h.4) menyatakan bahwa matematika sejak
dulu memang dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit dan
menakutkan. Karakteristik matematika yang abstrak dan sistematis menjadi
salah satu alasan sulitnya siswa mempelajari matematika serta
menjadikan kurang berminat dalam mempelajarinya. Firngadi (1997, h.8)
menambahkan bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang
menurunkan semangat siswa. Matematika telah diberi label negatif
dikalangan siswa, yaitu sebagai pelajaran yang sulit, menakutkan, dan
membosankan, sehingga menimbulkan minat yang rendah untuk belajar.
Agar image negatif siswa pelajaran matematika dapat berkurang, maka
dibutuhkan ketertarikan dan rasa senang siswa dalam mempelajari
matematika, yang sering disebut dengan minat belajar matematika. Minat
belajar matematika merupakan faktor penting dalam menunjang siswa untuk
dapat memperoleh prestasi yang maksimal pada pelajaran matematika.
Anastasi & Urbina (1997, h.29) menyatakan bahwa minat mempengaruhi
perilaku manusia, diantaranya dalam hubungan interpersonal, prestasi
pendidikan dan pekerjaan, serta pemilihan aktivitas di waktu senggang.
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang
rendah (Dalyono, 1997, h.57). Individu cenderung memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap bidang-bidang yang diminatinya.
Minat belajar yang dimiliki oleh siswa tidak lepas dari faktor sekolah
sebagai lingkungan belajar, karena minat berkaitan dengan kepuasan yang
dimiliki siswa terhadap sekolahnya. Hurlock (1999, h.141-142)
mengemukakan bahwa terdapat berbagai cara anak menunjukkan sikap mereka
terhadap sekolah ketika sekolah mereka pandang sebagai hal yang tidak
menguntungkan, beberapa diantaranya dapat dilihat dari merosotnya minat
yang menimbulkan kebosanan, dan prestasi yang menurun.
Hasil dari Seminar Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika
(Shadiq, h.3) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) merupakan metode pembelajaran yang tepat
diterapkan dalam penyampaian materi matematika bagi siswa Indonesia.
Muslich, (2009, h.30) menyatakan bahwa salah satu metode pembelajaran
yang disarankan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual dianggap memiliki
potensi untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar karena memiliki
suasana belajar yang disenangi oleh siswa, terutama pada pelajaran
matematika yang selama ini dianggap menakutkan dan menegangkan.
Karakterisrik pembelajaran kontekstual (Nurhadi dalam Muslich, 2009,
h.42) adalah: kerjasama, saling menunjang, menyenangkan, tidak
mebosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi,
menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa
kritis dan guru kreatif.
Penggunaan pembelajaran kontekstual dalam kegiatan belajar matematika,
akan dipersepsi oleh siswa. Siswa akan memberikan persepsi yang
berbeda-beda terhadap pembelajaran kontekstual. Persepsi siswa terhadap
metode pembelajaran yang dipakai dapat menentukan minat dan perilaku
siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar.
Oleh: Guru Math Offline, dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar