A. Definisi Belajar
Sebelum membahas pengertian atau definisi belajar matematika, ada
baiknya kita ketahui terlebih dahulu definisi belajar.
Beberapa
ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar secara berbeda, namun
pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, seperti yang dinyatakan oleh Moh. Surya
(1981: 32), belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Hamalik
(2002: 37),
menyatakan bahwa
belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan
latihan. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antar individu
dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosialnya.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Sardiman (2004: 20) bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mende-ngarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan penam-bahan ilmu pengetahuan,
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, harga diri, minat, watak,
dan penyesuaian diri.
Selanjutnya
Anwar (1990: 98) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan dari setiap
tingkah laku yang merupakan pendewasaan, pematangan atau yang disebabkan oleh
suatu kondisi dari organisme. Belajar merupakan proses individu siswa dalam
interaksinya dengan lingkungan, sehingga menyebabkan terjadinya proses tingkah
laku sebagai akibat dari pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan
tersebut.
Ciri-ciri
tertentu dari suatu perubahan dalam arti belajar menurut Slameto (2003: 3) menyatakan:
1.
Perubahan terjadi
secara sadar.
2.
Perubahan dalam
belajar bersifat kontinu dan fungsional.
3.
Perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif.
4.
Perubahan dalam
belajar bukan bersifat sementara.
5.
Perubahan dalam
belajar bertujuan terarah.
6.
Perubahan mencakup
seluruh aspek tingkah laku.”
Berdasarkan
pendapat di atas, dapat diartikan bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan secara sadar, bersifat kontinu baik dalam hal tingkah laku ataupun
pengetahuan yang mempunyai tujuan terarah sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya.
B. Belajar Matematika
Matematika
adalah ilmu pengetahuan struktur dan hubungan-hubungannya, simbol-simbol
diperlukan, matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak yang tersusun secara
hirarkis dan penalarannya deduktif (Hudoyo, 1988: 3). Menurut Nasution (1980), bahwa matematika
dapat dipandang sebagai suatu ide yang dihasilkan oleh ahli-ahli matematika dan
objek penalarannya dapat berupa benda-benda atau makhluk, atau dapat
dibayangkan dalam alam pikiran kita. Pengertian lain yang dikemukakan oleh
Sutrisman dan Tambuan (1987: 2-3) bahwa matematika adalah pengetahuan tentang
kuantitas ruang, salah satu dari sekian banyak cabang ilmu yang sistematis,
terstruktur dan eksak.
Dalam
proses belajar mengajar matematika, seorang siswa tidak dapat mengetahui
jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang merupakan prasyarat
dalam kelanjutan program pengajaran selanjutnya. Untuk mempelajari matematika
dituntut kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kesiapan yang dimaksud adalah
kematangan intelektual dan pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh anak,
sehingga hasil belajar lebih bermakna bagi siswa.
Hudoyo
(1988: 4) berpendapat bahwa “belajar matematika yang terputus-putus akan
mengganggu proses belajar “. Pendapat serupa dikemukakan Russeffendi (1988 :
25) bahwa belajar matematika bagi seorang anak merupakan proses yang kontinu
sehingga diperlukan pengetahuan dan pengertian dasar matematika yang baik pada
permukaan belajar untuk belajar selanjutnya. Proses belajar matematika haruslah
diawali dengan mempelajari konsep-konsep yang lebih mendalam dengan menggunakan
konsep-konsep sebelumnya atau dengan kata lain bahwa proses belajar matematika
adalah suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam interaksi hubungan
timbal balik antara siswa dengan guru yang ber-langsung dalam lingkungan yang
ada disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian, untuk dapat menguasai materi pelajaran matematika pada
tingkat kesukaran yang lebih tinggi diperlukan penguasaan materi tertentu
sebagai pengetahuan prasyarat. Penguasaan yang tinggi akan dapat dimiliki
siswa dalam mempelajari matematika bila guru tidak hanya menuntut siswanya
untuk menghafal rumus saja, tetapi lebih penting adalah memberikan pemahaman
yang penuh terhadap konsep-konsep yang disampaikan.
Berdasarkan penjelasan
tentang definisi belajar dan matematika di atas, dapat dikatakan bahwa Belajar
Matematika adalah proses dalam diri siswa yang hasilnya berupa perubahan
pengetahuan, sikap, keterampilan dan untuk menerapkan konsep-konsep, struktur
dan pola dalam matematika sehingga menjadikan siswa berfikir logis, kreatif,
sistematis dalam kehidupan sehari-hari. Belajar matematika akan lebih berhasil
bila mengarah pada pengembangan berfikir, pengembangan konsep atau ide-ide
terdahulu yang dipersiapkan untuk mempelajari dan menguasai konsep baru. (http://wawan-junaidi.blogspot.com)
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Moh. 1981.
Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung: FIP IKIP Bandung
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Algensindo
Sardiman, A.M.
2004.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Anwar,
Khaidir. 1990. Fungsi dan Peranan Bahasa : Sebuah
Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Slameto. 2003.
Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Hudoyo,
H. 1988.
Mengajar Belajar Matematika Jakarta : Depdikbud Dikti PPLPTK
Hakim
Nasution, A. 1980. Landasan Matematika. Jakarta : Bharata
Aksara.
Sutrisman Murtadho dan Tambunan. 1987. Pengajaran
Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka
Ruseffendi, E.T. 1988. Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika. Bandung: Tarsito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar